'>

Senin, 13 Juni 2011

Kode Iklan Anda disini

MELURUSKAN RIWAYAT PERNIKAHAN RASULULLAH DENGAN AISYAH

Seperti diketahui bahwa sebagian orientalis yang membenci Islam dan umat Islam menyerang pribadi Rasulullah dengan mempergunakan riwayat bahwa Aisyah dinikahkan pada umur 6 tahun dan baru umur 9 tahun serumah dengan Rasulullah. Mereka menuduh Rasulullah seorang yang menikah dengan anak di bawah umur.
Ada dua pembelaan yang dapat dikemukakan dalam hal ini. Pertama, dengan asumsi hadits Aisyah berumur 9 tahun dapat dijadikan hujjah dan kedua jika hadits tentang umur Aisyah bermasalah. Jika kita mengasumsikan kehujjahan hasits umur tidak bermasalah, jalan paling obyektif melihat umur pernikahan Aisyah dengan Rasulullah adalah dengan mengkaji sebab pernikahan dan analisa sosiologis budaya Arab saat itu.
Aisyah dipersunting oleh Rasulullah berdasarkan perintah Allah melalui wahyu dalam mimpi beliau. Rasulullah mengisahkan mimpi beliau kepada Aisyah, “Aku melihatmu dalam mimpiku selama tiga malam, ketika itu datang bersamamu malaikat yang berkata, ‘Ini adalah istrimu.’ Lalu aku singkap tirai yang menyembunyikan wajahmu, lalu aku berkata, ‘Sesungguhnya hal itu telah ditetapkan di sisi Allah’.” (HR. Bukhari Muslim).
Perlu dicatat Aisyah juga merupakan istri Rasulullah satu-satunya yang dipersunting di waktu gadis dan muda. Keadaan ini sangat penting untuk menginformasikan kepada umat tentang berbagai aspek kehidupan keluarga yang membutuhkan arahan hukum dan suri tauladan Rasulullah.
Hal ini tidak mungkin bisa diinformasikan kecuali melalui orang terdekat yang serumah dengan beliau dan memiliki cukup waktu dan tenaga untuk mencatat dan mendakwahkan kembali kepada umat. Adalah rahasia Ilahi memilih Aisyah untuk mengemban tugas ini. Menurut berbagai kajian, sepeninggal Rasulullah, Aisyah mengisi hari-harinya dengan mengajarkan Al Qur’an dan hadits dibalik hijab bagi kaum laki-laki dan perempuan.
Perlu ditambahkan juga usia pernikahan memang sangat relatif dari satu masyarakat ke masyarakat lain dan dari seorang gadis ke gadis lain, demikian juga dari seorang pria ke pria lain. Untuk masyarakat perkotaan modern usia pernikahan seorang wanita berkisar dari 20 hingga 25 tahun. 25 tahun biasanya sudah dianggap terlambat dan puncaknya adalah 30 tahun, di atas 30 tahun semakin berat seorang gadis melawan anggapan ‘gadis yang belum laku’ atau ‘terlalu pilih-pilih alias jual mahal’.
Lain halnya dengan masyarakat pedesaan di mana banyak sekali gadis-gadis desa menikah tidak lama setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Saat itu kebanyakan usianya berkisar 12 hingga 14 tahun. Boleh jadi masyarakat Arab Badui yang belum mengenal sekolah formal seperti saat ini tidak terlalu berbeda dari masyarakat pedesaan di Indonesia yang menikahkan putri-putrinya tidak lama setelah usia SD. Dari kualitas keilmuan dan kepandaiannya, Aisyah menunjukkan ia jauh lebih dewasa dari umurnya dalam keilmuan dan kepribadian.
Disamping alasan pertama tadi ada baiknya kita lihat penelitian terhadap hadits Aisyah. Hadits mengenai umur Aisyah, tatkala dinikahkan adalah problematis alias dha’if (lemah). Beberapa riwayat yang termaktub dalam buku-buku hadits berasal dari satu-satunya dari Hisyam bin ‘Urwah yang didengarnya sendiri dari ayahnya. Cukup mengherankan juga, mengapa Hisyam satu-satunya orang yang pernah menyuarakan tentang umur Aisyah ketika menikah dengan Rasulullah. Bahkan riwayat ini luput dari catatan Abu Hurairah dan Anas bin Malik yang dikenal banyak meriwayatkan hadits. Itu pun baru diutarakan Hisyam tatkala telah bermukim di Iraq. Ia pindah dan bermukim di negeri itu dalam usia 71 tahun.
Mengenai Hisyam ini, Ya’qub bin Syaibah berkata, “Apa yang dituturkan oleh Hisyam sangat dipercaya, kecuali yang disebutkannya tatkala ia sudah pindah ke Iraq.” Syaibah menambahkan bahwa Malik bin Anas menolak penuturan Hisyam yang dilaporkan oleh penduduk Iraq.[1] Disamping itu termaktub pula dalam buku tentang Sketsa Kehidupan Para Perawi hadits, bahwa tatkala Hisyam berusia lanjut ingatannya sangat menurun (al maktabah al athriyyah, Jilid 4, hal 301). Al hasil, riwayat umur pernikahan Aisyah yang bersumber dari Hisyam bin ‘Urwah dapat ditolak (mardud).
Untuk selanjutnya terlebih dahulu dikemukakan beberapa peristiwa penting secara kronologis:
Tahun Peristiwa
Pra-610 M
Zaman Jahiliyah
610 M
Permulaan wahyu turun
610 M
Abu Bakar masuk Islam
613 M
Rasulullah mulai menyiarkan Islam secara terbuka
615 M
Umat Islam Hijrah I ke Habasyah
616 M
Umar bin Khatthab masuk Islam
620 M
Aisyah menikah dengan Rasulullah
622 M
Hijrah ke Madinah
623/624 M
Aisyah serumah sebagai suami istri dengan Rasulullah
Menurut Thabrani, keempat anak Abu Bakar, termasuk Aisyah dilahirkan oleh istrinya pada zaman Jahiliyah atau sebelum 610 M.[2]
Jika Aisyah dinikahkan dalam umur 6 tahun berarti Aisyah lahir tahun 613 M. padahal menurut Thabrani semua keempat anak Abu Bakar lahir pada zaman Jahiliyah, yaitu sebelum tahun 610 M. Dengan demikian berdasarkan atas catatan Thabrani, Aisyah tidak dilahirkan pada tahun 613 M, maka beliau dinikahkan pada umur di atas 10 tahun dan hidup sebagai suami istri dengan Rasulullah dalam umur di atas 13 tahun. Kalau di atas 13 tahun, dalam umur berapa? Untuk menjawab pertanyaan ini marilah kita menengok kepada kakak peerempuan Aisyah yaitu ‘Asma binti Abu Bakar.
Menurut Abdurrahman Abi Zannad, ‘Asma 10 tahun lebih tua dari Aisyah.[3] Menurut Ibn Hajar al Asqalani, ‘Asma hidup hingga umur 100 tahun dan meninggal tahun 73 atau 74 H.[4] Artinya, apabila ‘Asma meninggal dalam usia 100 tahun dan meninggal tahun 73 atau 74 H, maka ‘Asma berumur 27 atau 28 tahun pada waktu Hijrah, sehingga Aisyah berumur (27 atau 28) – 10 = 17 atau 18 tahun pada waktu Hijrah. Dengan demikian, berarti Aisyah mulai hidup berumah tangga dengan Rasulullah pada watu berumur 19 atau 20 tahun. Wallahu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar